Resensi Buku Cerita Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir
Buku cerita Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir adalah sebuah karya sastra yang mengisahkan tentang asal-usul terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir, salah satu objek wisata alam yang terkenal di Sumatera Utara. Buku ini ditulis oleh dua penulis, yaitu Sutanto Atmosumarto dan R. M. Siahaan, yang berdasarkan pada cerita rakyat yang turun-temurun dari masyarakat Batak Toba.
Cerita Danau Toba Singkat
Buku ini terdiri dari dua bagian, yaitu Legenda Danau Toba dan Legenda Pulau Samosir. Bagian pertama, Legenda Danau Toba, bercerita tentang kisah cinta antara seorang pemuda nelayan bernama Toba dan seorang putri jelmaan ikan bernama Putri Toba. Mereka menikah dengan syarat bahwa asal-usul Putri Toba tidak boleh diketahui oleh siapa pun. Mereka pun memiliki seorang anak laki-laki bernama Samosir, yang sangat rakus dan tidak sopan. Suatu hari, Samosir memakan makanan yang seharusnya untuk ayahnya, dan ayahnya pun marah dan memanggilnya anak ikan. Hal ini membuat Putri Toba sedih dan marah, dan ia pun berubah kembali menjadi ikan dan mengeluarkan air yang membanjiri seluruh desa hingga menjadi Danau Toba.
Bagian kedua, Legenda Pulau Samosir, bercerita tentang kisah perjuangan antara raja Batak bernama Raja Naipospos dan raja Jawa bernama Raja Purba. Raja Naipospos ingin mempersatukan seluruh suku Batak di bawah kekuasaannya, tetapi ia mendapat tentangan dari Raja Purba, yang ingin menguasai seluruh pulau Sumatera. Mereka pun bertempur dalam perang yang sengit dan berkepanjangan. Akhirnya, Raja Naipospos berhasil mengalahkan Raja Purba dengan bantuan seekor ular naga bernama Naga Padoha, yang merupakan jelmaan dari anaknya sendiri. Raja Naipospos pun membangun sebuah kerajaan di tengah Danau Toba, yang disebut Pulau Samosir.
Unsur dan Tema Buku Ini
Buku ini memiliki unsur-unsur intrinsik yang menarik, seperti tema, alur, tokoh, latar, gaya bahasa, dan amanat. Tema buku ini adalah tentang cinta, pengorbanan, kepercayaan, persatuan, dan perjuangan. Alur buku ini bersifat maju dan linier, dengan menggunakan teknik penceritaan auktorial atau sudut pandang orang ketiga. Tokoh-tokoh dalam buku ini memiliki karakter yang kuat dan berbeda-beda, seperti Toba yang setia dan sabar, Putri Toba yang cantik dan penyayang, Samosir yang rakus dan nakal, Raja Naipospos yang gagah dan bijaksana, Raja Purba yang angkuh dan jahat, Naga Padoha yang setia dan berani. Latar buku ini adalah Sumatera Utara pada zaman dahulu kala, yang digambarkan dengan detail dan indah oleh penulis. Gaya bahasa buku ini adalah sastra lisan Batak Toba, yang menggunakan kosakata, ungkapan, dan idiom yang khas dan kaya makna. Amanat buku ini adalah mengajak pembaca untuk menghargai sejarah dan budaya bangsa Indonesia, serta menginspirasi pembaca untuk mencintai alam dan menjaga lingkungan.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihannya adalah buku ini memiliki nilai sejarah dan sastra yang tinggi. Buku ini mampu menghidupkan kembali cerita rakyat Batak Toba yang jarang diketahui oleh banyak orang. Buku ini juga mampu menyajikan kisah-kisah yang menarik dan mengharukan bagi pembaca. Kelemahannya adalah buku ini memiliki bahasa yang sulit dipahami oleh pembaca modern. Buku ini juga memiliki beberapa bagian yang kurang logis atau realistis.
Secara keseluruhan, buku cerita Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir adalah sebuah karya sastra yang layak dibaca oleh semua kalangan pembaca. Buku ini dapat memberikan pengetahuan, hiburan, dan inspirasi bagi pembaca. Buku ini juga dapat menjadi salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan.