Resensi Buku Cerita Rakyat Sangkuriang – Legenda Tangkuban Perahu
Buku ini merupakan salah satu seri cerita rakyat 34 provinsi yang diterbitkan oleh Bintang Indonesia. Buku ini mengisahkan tentang legenda Sangkuriang, yaitu seorang pemuda yang jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dayang Sumbi, tanpa menyadari hubungan darah mereka. Dayang Sumbi adalah seorang putri raja yang memiliki kecantikan abadi karena mendapat hadiah dari para dewa. Dia juga memiliki seorang anjing kesayangan bernama Tumang, yang sebenarnya adalah suaminya yang dikutuk menjadi binatang.
Suatu hari, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk berburu kijang dan membawakan hatinya. Sangkuriang pun pergi bersama Tumang, tetapi tidak berhasil menemukan kijang. Sangkuriang marah dan membunuh Tumang, lalu mengambil hatinya untuk diberikan pada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi sangat sedih ketika mengetahui bahwa hati yang dibawakan Sangkuriang adalah hati Tumang. Dia pun memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga berdarah. Sangkuriang merasa sakit hati dan pergi meninggalkan Dayang Sumbi.
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang kembali ke tanah kelahirannya dan bertemu dengan Dayang Sumbi yang masih terlihat muda dan cantik. Dia pun jatuh cinta dan melamarnya. Dayang Sumbi juga tertarik pada Sangkuriang, tetapi dia curiga ketika melihat bekas luka di kepalanya. Dia pun menyadari bahwa Sangkuriang adalah anaknya yang telah lama hilang. Dayang Sumbi mencoba menolak lamaran Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak mau menyerah. Akhirnya, Dayang Sumbi memberikan syarat yang mustahil, yaitu membuat sebuah danau dan sebuah perahu dalam waktu semalam.
Sangkuriang pun berusaha memenuhi syarat tersebut dengan bantuan kekuatan gaibnya. Dia membuat danau dengan menyumbat aliran sungai, dan membuat perahu dengan menebang pohon-pohon di hutan. Ketika Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi menyiasati dengan membuat terbitnya matahari lebih cepat. Sangkuriang pun merasa gagal dan marah. Dia pun menendang perahu yang telah dibuatnya hingga terbalik dan menjadi sebuah gunung. Gunung itu kemudian dinamakan Tangkuban Perahu, yang berarti perahu terbalik.
Unsur intrinsik Buku Cerita Rakyat Sangkuriang
- Tema: Cinta terlarang antara ibu dan anak, serta asal-usul Gunung Tangkuban Perahu.
- Alur: Alur cerita ini bersifat kronologis, yaitu mengikuti urutan waktu dari awal hingga akhir. Alur cerita ini juga memiliki beberapa tahap, yaitu pengenalan, klimaks, dan resolusi.
- Pengenalan: Tahap ini memperkenalkan tokoh-tokoh utama, yaitu Dayang Sumbi, Sangkuriang, dan Tumang, serta latar tempat dan waktu cerita, yaitu di tanah Sunda pada zaman dahulu.
- Klimaks: Tahap ini menampilkan konflik utama, yaitu ketika Sangkuriang jatuh cinta pada Dayang Sumbi yang ternyata adalah ibunya sendiri, dan Dayang Sumbi memberikan syarat yang mustahil untuk Sangkuriang, yaitu membuat danau dan perahu dalam waktu semalam.
- Resolusi: Tahap ini menampilkan penyelesaian konflik, yaitu ketika Sangkuriang gagal memenuhi syarat Dayang Sumbi dan marah, lalu menendang perahu yang telah dibuatnya hingga terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
- Latar: Latar cerita ini terdiri dari latar tempat, waktu, dan suasana.
- Latar tempat: Tempat-tempat yang menjadi latar cerita ini adalah hutan, sungai, danau, dan gunung di tanah Sunda.
- Latar waktu: Waktu yang menjadi latar cerita ini adalah zaman dahulu kala, ketika masih ada kekuatan gaib dan dewa-dewa.
- Latar suasana: Suasana yang menjadi latar cerita ini adalah suasana mistis, romantis, tragis, dan dramatis.
- Tokoh dan penokohan: Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini adalah Dayang Sumbi, Sangkuriang, dan Tumang. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan sifat dan karakter tokoh-tokoh tersebut.
- Dayang Sumbi: Dia adalah tokoh utama wanita dalam cerita ini. Dia adalah putri raja yang memiliki kecantikan abadi karena mendapat hadiah dari para dewa. Dia juga memiliki anjing kesayangan bernama Tumang, yang sebenarnya adalah suaminya yang dikutuk menjadi binatang. Dia adalah ibu kandung dari Sangkuriang, tetapi tidak menyadarinya karena Sangkuriang telah lama pergi. Dia adalah tokoh yang memiliki sifat cantik, bijaksana, sedih, dan curiga.
- Sangkuriang: Dia adalah tokoh utama pria dalam cerita ini. Dia adalah anak Dayang Sumbi dan Tumang, tetapi tidak menyadarinya karena dia pergi sejak kecil. Dia memiliki kekuatan gaib yang dapat membuat danau dan perahu. Dia jatuh cinta pada Dayang Sumbi, yang ternyata adalah ibunya sendiri, dan ingin menikahinya. Dia adalah tokoh yang memiliki sifat tampan, berani, setia, dan marah.
- Tumang: Dia adalah tokoh pendukung dalam cerita ini. Dia adalah suami Dayang Sumbi yang dikutuk menjadi anjing karena tidak mau mengorbankan dirinya untuk dewa. Dia juga adalah ayah kandung dari Sangkuriang, tetapi tidak menyadarinya karena dia tidak bisa berbicara. Dia dibunuh oleh Sangkuriang yang mengambil hatinya untuk diberikan pada Dayang Sumbi. Dia adalah tokoh yang memiliki sifat setia, penurut, dan kasihan.
Analisis Buku
Buku ini merupakan buku cerita rakyat yang menarik dan menghibur. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan usia anak-anak. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik dan berwarna-warni yang dapat menambah daya tarik dan imajinasi pembaca. Buku ini juga memberikan informasi tentang asal-usul nama dan bentuk Gunung Tangkuban Perahu, salah satu objek wisata yang terkenal di Jawa Barat.
Buku ini juga memiliki nilai-nilai moral yang dapat diambil sebagai pelajaran. Salah satunya adalah tentang bahaya dari hubungan asmara yang terlarang, seperti antara ibu dan anak. Hubungan seperti itu tidak hanya melanggar norma agama dan sosial, tetapi juga dapat menimbulkan bencana bagi diri sendiri dan lingkungan. Buku ini juga mengajarkan tentang pentingnya menghormati orang tua dan tidak menyakiti hati mereka. Buku ini juga mengajarkan tentang akibat buruk dari kemarahan dan kesombongan yang dapat merusak segalanya.
Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki. Salah satunya adalah tentang keterkaitan dengan konteks sejarah dan budaya. Buku ini tidak menjelaskan tentang latar belakang dan keadaan masyarakat Sunda pada zaman dahulu yang melahirkan legenda Sangkuriang. Buku ini juga tidak menjelaskan tentang makna simbolis dan filosofis dari unsur-unsur yang ada dalam cerita, seperti Tumang, danau, dan perahu. Buku ini juga tidak memberikan sumber rujukan yang dapat dipercaya dan diverifikasi.
Kesimpulan dan Saran
Buku Cerita Rakyat Sangkuriang, Kisah Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu adalah buku yang cocok untuk dibaca oleh anak-anak yang ingin mengetahui salah satu legenda dari Jawa Barat. Buku ini memiliki cerita yang menarik dan menghibur, serta ilustrasi yang menarik dan berwarna-warni. Buku ini juga memiliki nilai-nilai moral yang dapat dijadikan sebagai pelajaran. Namun, buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat diperbaiki, seperti keterkaitan dengan konteks sejarah dan budaya, serta sumber rujukan yang dapat dipercaya dan diverifikasi. Buku ini dapat direkomendasikan kepada pembaca yang menyukai cerita rakyat dan ingin menambah wawasan tentang budaya Indonesia.