Wisata di Asia Tenggara Kembali Mencapai Puncaknya
Pariwisata adalah salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi covid-19. Banyak destinasi wisata yang harus ditutup, banyak pekerja pariwisata yang kehilangan mata pencaharian, dan banyak pelaku usaha pariwisata yang mengalami kerugian besar. Namun, di tengah krisis ini, ada juga upaya dan harapan untuk memulihkan pariwisata pasca pandemi. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain adalah meningkatkan protokol kesehatan, mengembangkan pariwisata berkelanjutan, serta memanfaatkan teknologi digital .
Harapan pariwisata pasca pandemi covid-19 adalah dapat kembali berkontribusi bagi perekonomian dan pembangunan nasional, serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Harapan ini didukung oleh potensi wisata Indonesia yang sangat besar dan beragam, mulai dari alam, budaya, hingga kuliner. Untuk mewujudkan harapan ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta adaptasi, inovasi, dan kolaborasi dari para pelaku pariwisata.
Selama pandemi dunia pariwisata terdampak cukup serius, perlahan pulih wisata di Asia Tenggara terus berkembang, dengan momentum yang berkelanjutan melampaui fase awal perjalanan paska pandemi.
Pertumbuhan Wisata ke Luar Negeri di Asia Tenggara
Permintaan perjalanan keluar negeri di kalangan wisatawan Asia Tenggara telah melampaui level tahun 2019 selama empat kuartal terakhir berturut-turut. Vietnam memiliki pertumbuhan permintaan perjalanan keluar negeri tertinggi. Permintaan di Filipina, Malaysia, dan Singapura terus meningkat, dari kuartal ke kuartal.
Destinasi Wisata Populer di Asia Tenggara
Tercatat lebih dari 50% volume pencarian perjalanan teratas di Vietnam, Malaysia, dan Singapura ditujukan untuk destinasi di Asia Tenggara. Di luar Asia Tenggara, Australia, Jepang, India, dan Amerika Serikat juga menjadi tujuan wisata utama.
Travel Kian Meningkat Saat Musim Perayaan
Salah satu alasan mengapa travel kian meningkat saat musim perayaan adalah karena adanya pemulihan pariwisata pasca pandemi covid-19. Pandemi covid-19 telah memberikan dampak negatif yang besar terhadap sektor pariwisata, baik di dalam maupun luar negeri. Namun, dengan adanya vaksinasi, protokol kesehatan, dan travel bubble, pariwisata mulai bangkit kembali dan menarik minat masyarakat untuk berwisata. Data internal OTA mencatat, pada kuartal I tahun 2023, tingkat reservasi akomodasi dan tiket pesawat untuk perjalanan domestik sudah kembali pada tingkat permintaan sebelum pandemi.
Baca juga : Mengenali Musim Liburan
Alasan lain mengapa travel kian meningkat saat musim perayaan adalah karena adanya tren solo traveler yang kian populer di era new normal. Solo traveler adalah wisatawan yang melakukan perjalanan sendirian tanpa ditemani oleh keluarga, teman, atau rombongan. Solo traveler memiliki kelebihan seperti fleksibilitas, kebebasan, dan kesempatan untuk mengenal diri sendiri lebih baik. Solo traveler juga dapat mengurangi risiko penularan covid-19 karena tidak berinteraksi dengan banyak orang. Tren solo traveler ini didukung oleh perkembangan teknologi digital yang memudahkan wisatawan dalam mencari informasi, reservasi, dan komunikasi.
Alasan ketiga mengapa travel kian meningkat saat musim perayaan adalah karena adanya dorongan pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber devisa dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah pun kian mendorong investasi sektor pariwisata dan memperkuat promosi pariwisata dengan memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Pemerintah juga memberikan insentif dan fasilitas bagi wisatawan, seperti bebas visa, subsidi tiket pesawat, dan diskon hotel. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan kualitas infrastruktur, sumber daya manusia, dan keamanan di destinasi wisata.
Tipe Wisata Pasca Pandemi
Salah satu tipe destinasi yang berkembang populer pasca pandemi covid-19 adalah wisata alam. Wisata alam menawarkan keindahan dan ketenangan yang dapat mengurangi stres dan kebosanan akibat karantina mandiri dan PSBB. Wisata alam juga cocok untuk menerapkan protokol kesehatan seperti penjarakan sosial dan penggunaan masker, karena tidak terlalu ramai dan berventilasi baik. Beberapa contoh destinasi wisata alam yang diminati masyarakat adalah Puncak Bogor, Bandung, Lembang, Dieng, Kota Batu, hingga wisata Gunung Bromo.
Tipe destinasi lain yang berkembang populer pasca pandemi covid-19 adalah staycation. Staycation adalah kegiatan menginap di hotel atau akomodasi lainnya di dekat rumah tanpa harus bepergian jauh. Staycation dapat memberikan suasana baru dan menyegarkan pikiran setelah beraktivitas di rumah selama masa pandemi. Staycation juga dapat mendukung sektor pariwisata domestik yang terdampak oleh pembatasan penerbangan dan lockdown. Beberapa contoh destinasi staycation yang diminati masyarakat adalah Jakarta, Bali, Surabaya, dan Bandung.